Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Selasa, 29 November 2011

Worthed or Worried?

Worthed or Worried?

Saat saya selesai deal dengan menawarkan gadget bekas saya ke pembeli sd 50% dari harga pasar, anak saya dengan kritis bertanya “Papa jual barang kok murah amat? Mending ngga usah beli kalau tahu jual barang rugi seperti itu Pa?”

Pertanyaan yang langsung kena seperti ini ternyata membuat saya harus berpikir 2 kali untuk bisa menjelaskannya. Mengapa? Karena saat ini begitu cepatnya teknologi sehingga perlengkapan gadget elektronik saya begitu cepat terasa kuno, walaupun saya sebenarnya termasuk jarang untuk mengganti gadget seperti Notebook, Smart HP, HP, Digital Camera dan GPS.

Saya mencoba menjelaskannya dari sisi pola pikir seorang anak yang mulai dewasa. Saya menerangkan bahwa untuk membeli sesuatu, dipastikan harus ada seseorang yang mampu menghitung seberapa keuntungan yang bisa kita peroleh. Dan itu tidak berarti selalu bernilai langsung ke uang. Sebagai contoh, saya bertanya kepada anak saya yang saat ini berusia 13 tahun, “Nate, kamu sudah berapa banyak Mama belikan mainan Hot Wheels”, karena hobi dia dari kecil adalah selalu meminta beli mobil Hot Wheels. “banyak sekali Pa” jawabnya. Kemudian saya sampaikan betapa orang tua sangat mengasihi anak sehingga mainan-mainan bisa menjadi bukti paling nyata untuk anaknya mulai mengerti apa pemberian orang tuanya. Kalau sudah cukup banyak, maka sang anak rupanya sudah tidak sempat lagi memainkannya dan kelihatannya Nate baru sadar kalau begitu banyak mainan yang sudah tidak dipakai lagi atau jarang dia mainkan lagi. “Apakah Papa dan Mama merasa rugi membelikan mainan yang saat ini banyak tersimpan di beberapa tempat rumah dan tidak lagi dipakai, bahkan sangat mungkin tidak laku kalau dijual satu per satu”. “Sekarang pun sebenarnya masih terus berlangsung para orang tua membelikan anak-anaknya kebutuhan “main” yang berupa percobaan robot, praktek elektronik dsb dari sekolah atau teman-temannya”.

Anak saya rasanya mulai mengerti dan mengangguk kalau sebenarnya ada nilai keuntungan yang belum pernah terpikirkan bahwa kami para orang tua berani memberikan semua jenis “tools” termasuk perlengkapan kerja atau mainan agar sang anak semakin berkembang otaknya dan sekaligus mengembangkan karakter utamanya menjadi sikap yang positif terhadap pemberian dan pemeliharaan barang-barang yang telah diberikan.

Sangat menarik, karena saya sendiri dulu hanya bersikap otomatis kalau sang anak meminta mainan, kami sebagai orang tua hanya merasakan sebagian besar adalah kewajiban. Akan tetapi dalam setiap kelas dari tahun 2005 yang kami ajarkan soal Karakter dan Sikap, maka betapa mengejutkan bahwa permainan pengenalan akan bentuk tidak lagi diajarkan atau dilanjutkan di sekolah-sekolah mulai dari SD dst. Sebagai contoh, Anda silahkan tanya kepada karyawan Anda pertanyaan sbb:

“Kalau besok ada tamu dari 5 negara yang berbeda-beda, dan kamu ditugaskan untuk meminta mereka duduk, apa yang kamu perlu belajar? Hampir selalu sang karyawan akan menjawab mereka butuh belajar BAHASA dan WAKTU yang lumayan lama.... Padahal besok kebutuhan kita.
Menurut Anda apa yang seharusnya mereka berikan?”

Kalau Anda juga kesulitan membantu sang karyawan, maka mungkin kita perlu bekerja sama untuk melanjutkan permainan bentuk yang sebenarnya sudah ditanamkan saat kita TK atau Taman Bermain. Ini bukan bercanda atau menghina bagi Anda yang sudah kuliah sd S3 lho.

Kami bahkan menyediakan sd 5 role play seperti itu yang ternyata langsung bisa membuat para karyawan atau team menyadari betapa pentingnya membaca atau mengenal bentuk sesuatu dan seseorang.

Kembali kepada Nate yang sekarang kembali bertanya, “...berarti saat Papa menjual gadget sebenarnya bukan karena harga yang murah dong ya, tetapi manfaat yang telah Papa ambil sudah jauh lebih besar dari pada nilai awal kita beli dan sekarang pun kalau dijual, maka itu sebagai bonus dan karena harganya murah kita bisa mengajarkan kepada mereka yang mau belajar gadget dengan biaya lebih murah.”

Semoga refleksi singkat ini bisa membuat kita lebih mengerti mengambil manfaat dari setiap benda dan waktu yang telah diberikan kepada kita. Btw, satu pertanyaan lagi muncul, menurut Anda kalau kita percaya Tuhan YME yang menciptakan diri kita, apakah juga telah mendapatkan keuntungan dengan masih hidupnya diri kita di dunia/lingkungan kita saat ini ya?

Salam Karakter,
Ir. William Wiguna, CPHR., CBA., CPI.
Care Plus Indonesia®
The First Life Time® Program & Counseling

PIN BBM: 2144922D
Twitter @williamwiguna
FB: William Wiguna
HP: 0818-839469, 021-94746539
william.wiguna@gmail.com
william@careplusindonesia.com

www.careplusindonesia.com (NEW, REDESIGNED!)
www.bestcharacters.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar