Pernahkan Anda menghitung waktu sendiri dan bersama orang lain saat merenung atau berdiskusi: soal apakah yang paling banyak diperbincangkan?
Dalam film "Source Code", ada gambaran singkat bila seseorang mampu mengulang 8 menit kejadian sebelum otak seseorang mati total maka ada 6 skenario yang dipertunjukkan di dalam film tsb. Apakah kita masih punya kesempatan seperti dalam film "Source Code" tsb? Tentu aja tidak. Karena film tsb seolah menjelaskan bahwa dari sekian banyak skenario manusia kadang terlampau lambat atau selalu salah memutuskan skenario mana yang seharusnya dipilih saat bertindak/diskusi: soal nasib, soal masa lalu, soal orang lain, soal pribadi, kesulitan atau kemudahan.
Sebenarnya hampir sama seperti skenario di "Source Code",
dalam kehidupan nyata, selama 24 jam kita di"biasa"kan dengan
tindakan-tindakan berulang dan hal ini menunjukkan bahwa manusia
adalah "makhluk kebiasaan", yaitu mencoba hidup lebih baik dengan
kebiasaan-kebiasaan. Salah satu adegan dalam film "Life of Pi", seekor harimau bisa di"biasa"kan hidup selama 6-7 bulan untuk berdamai dengan seorang Pi di tengah-tengah lautan yaitu menunggu dan memakan ikan yang harus di"biasa"kan dicari oleh Pi, karena kalau tidak Pi yang akan disantap harimau. Akhirnya Pi menyadari tanpa harimau yang harus dikasih makan sekaligus menjadi "teman kerja" yang mampu membuat Pi bertahan hidup selama 7 bulan! Bagaimana kita menyadari kehidupan dengan tindakan berulang-ulang itulah isi pesan dari kedua film yang sangat menarik bisa kita terapkan dalam hidup. Percayalah akhir tahun 2012 ini akan memulai awal tahun 2013 berulang-ulang, akan tetapi apakah sudah kita memilih skenario yang benar? Setiap kali ada waktu bersama pasangan, keluarga, teman main atau teman kerja dsb, apakah skenario: 1. "Cari masalah" yaitu adu/membandingkan besar masalah sendiri dengan orang lain? 2. "Soal nasib" yaitu mencoba melihat nasib sendiri dengan melihat nasib orang lain? 3. "Soal kesialan" yaitu merasa sial menikah/bertemu/berteman dengan seseorang atau keluarga besar-nya? 4. "Soal kesempatan" yaitu menghitung waktunya untung rugi bila kita sudah tahu hukum kebiasaan. Saya menyarankan ambil skenario 4: lupakan soal perasaan gengsi atau apapun batasan bila kita mau memulai untung-ruginya soal kebiasaan. Sama seperti hukum gravitasi: tidak pandang soal apapun, selama sesuatu di bumi memiliki massa/berat pasti patuh yaitu jatuh kebawah. Demikianlah soal kebiasaan kita berdampak. Stop merasa korban atau menciptakan korban-korban baru dengan harapan orang-orang bisa mengerti betapa sakit hati Anda, tetapi tetaplah belajar menghitung ulang (selama masih ada waktu dan kita masih sehat) apa untungnya kebiasaan-kebiasaan perilaku Anda. Praktekkanlah dan lihatlah "mukjijat-mukjijat" yang masih bisa Tuhan ijinkan kita lihat di penghujung tahun 2012 ini. Salah satu mukjijat yang penulis dapatkan adalah semakin kita menghitung untung sesuatu perilaku akan semakin yakin untuk melakukan perilaku menguntungkan selanjutnya. Jadi ngga cukup kan cuma bilang "I am sorry", "Please" dan "thank you" tetapi yang lebih penting masih bisakah kita menghitung tindakan perilaku positif Anda dan orang lain? |
|
inserted at 2012-12-17 10:00:00 | (Ir. William Wiguna, CPHR., CBA., CPI.) |